Jumat, 20 Januari 2017

MTs AN-NUR BULULAWANG MALANG

M,Ts AN-NUR Bululawang Malang Jawa Timur, pada Tahun Pelajaran 2017/2018 in MTs AN-NUR Bululawang siap mensukseskan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sebagai layanan online MTs AN-NUR Bululawang dapat diakses di MTs AN-NUR Bululawang
»»  Selengkapnya...

Kamis, 25 Agustus 2011

SUMBER MEDIA PEMBELAJARAN

Rekan-Rekan pemerhati dunia pendidikan khususnya dalam hal pembelajaran di sekolah baik pada tingkat SD / SMP / SMA . Menyadari perannya yang begitu besar terhadap hasil belajar, maka diharapkan setiap tenaga pedidik dituntut untuk senantiasa tidak mengesampingkan penggunaan media pembelajaran. Apalagi dalam pembelajaran Matematika dan IPA. misalnya :
»»  Selengkapnya...

Kemendiknas Meluncurkan Media Belajar Via Online

Sebagai mana dilansir oleh jpnn.com (Jawa Pos Nasional Network) bahwa saat ini pemerintah melalui Kemendiknas senantiasa memperbaharui media pembelajaran.Kemendiknas meluncurkan website pusat pembelajaran atau yang disebut dengan istilah rumah belajar atau learning centre. Situs ini bisa diakses di belajar.kemdiknas.go.id.
Untuk Selengkapnya dapat di baca di sini
»»  Selengkapnya...

Rabu, 03 Agustus 2011

Media Gambar Kerangka Manusia

Bagi rekan Guru, berikut ini, kami sajikan media pembelajaran berupa media gambar kerangka manusia yang dapat di download secara gratis. Media pembelajaran ini kiranya dapat dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran dalam pembelajaran Sains / Biologi.halini dapat didownload dalam kerangka 1 dan kerangka 2.
»»  Selengkapnya...

Kamis, 14 Juli 2011

Media Pembelajaran Matematika, IPA, IPS, dan PKn

Bagi rekan guru sekolah dasar disini kami sajikan media pembelajaran berupa gambar yang selengkapnya dapat di download gratis.

Atau bila Rekan Guru mau mengakses secara rinci dapat di koneksi di :
  1.  Media gambar kerangka
  2. Media IPA, IPS, dan PKn
  3. Contoh Media Pembelajaran Umum
  4. Peranan Media Pembelajaran

»»  Selengkapnya...

Rabu, 06 Juli 2011

Contoh Media Pembelajaran

Dengan Berkembangnya dunia Teknologi informasi dan Komunikasi, seorang guru dihadapkan pada pada tantangan bahwa seorang guru profesional selayaknya dapat mengimbangi perannya dengan pemanfaatan media pembelajaran yang kreatif  sesuai degan situasi dan kondisi yang berkembang dalam lingkup dunia pendidikan dan pembelajaran.Untuk itu, dalam tulisan ini penulis mencoba menyajikan sebuah contoh media pembelajaran yang selengkapnya dapat di download di sini.

Sedangkan SUMBER MEDIA PEMBELAJARAN DAPAT di baca dan di download di sini
»»  Selengkapnya...

Rabu, 22 Juni 2011

Peranan Media Pembelajaran


2.1        Pengertian Media
 Kata media merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah tengah, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan dari pengirim pesan (Azhar Arsyad, 2002:3). Sedangkan dalam kepustakaan asing yang ada sementra para ahli menggunakan istilah Audio Visual Aids (AVA), untuk pengertian yang sama. Banyak pula para ahli menggunakan istilah Teaching Material atau Instruksional Material yang artinya identik dengan pengertian keperagaan yang berasl dari kata “raga” artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamanati melalui panca indera kita (Hamalik , 1994:11).
            Dan sebelum diambil sebuah kesimpulan mengenai arti dari media pembelajaran ada baiknya penulis memaparkan tentang pengertian media yang telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan diantaranya :
1.      Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and Technology). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi (Azhar Arsyad, 2002:3)
2.     
7
 
Menurut NEA ( National Educational Assosiation). Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan di baca (Arif Sadiman , 2003:6)
3.      Menurut P. Ely dan Vernon S. Gerlach. Media memiliki dua pengertian yaitu arti luas dan sempit. Menurut arti luas yaitu kegiatan yang dapat menciptakan kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru. Dan menurut arti sempit media berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi. (Ahmad Rohani , 1997:2-3)
4.      Menurut Asnawir dan Basyiruddin dalam bukunya mendefinisikan media adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong  terjadinya proses pendidikan (Asnawir, Basyiruddin, 2002:11)
5.      Zakiah Darajat  mengutip Rostiyah dkk. media pendidikan merupakan  alat, metode, dan tehnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Zakiah Darajat, 1992:80)
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan tersebut. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.
Apabila dalam satu dan hal lain media tidak dapat menjalankan sebagaimana fungsinya sebagai penyalur pesan yang diharapkan, maka media tersebut tidak efektif dalam arti tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang diinginkan dan disampaikan oleh sumber kepada sasaran yang ingin dicapai.
2.2        Jenis-jenis Media Pembelajaran
Gearlach dan Elly, dalam bukunya yang berjudul "Teaching and Media", menggolongkan media atas dasar ciri-ciri fisiknya terdiri dari :
1. Benda Sesungguhnya
Benda sebenarnya termasuk dalam katagori ini meliputi : orang, kejadian, objek atau benda
2. Presentasi Verbal
Presentasi verbal yang termasuk dalam katagori ini meliputi : media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui slide, filmstrip, transparansi, catatan di papan tulis, majalah dinding, papan tempel, dan lain sebagainya
3. Presentasi Grafis
Presentasi grafis, katagori ini meliputi : Chart, grafik, peta, diagram, lukisan/gambar yang sengaja dibuat untuk mengkomunikasikan suatu ide, ketrampilan/sikap.
4. Potret diam (Still picture)
.Potret ini dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film, stip, slide, majalah dinding dan sebagainya.
5. Film (Motion picture)
Artinya jenis media yang diperoleh dari hasil pemotretan benda/kejadian sebenarnya maupun film dari pemotretan gambar (film animasi)
6. Rekaman suara (audio recorder)
Ialah bentuk media dengan menggunakan bahasa verbal atau efek suara, dalam hal ini sudah barang tentu dapat dimanfaatkan secara klasikal, kelompok atau bersifat individual.
6. Program atau disebut dengan "pengajaran Berprograma"
Yaitu infomasi verbal, visual, atau audio yang sengaja dibuat untuk merangsang adanya respon dari siswa.
8. Simulasi
Adalah peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian sebenarnya, contoh : simulasi tingkah laku seorang pengemudi dalam mobil dengan memperhatikan keadaan jalan ditunjukkan pada layar (dengan film). Simulasi dapat pula dilakukan dengan permainan (permainan simulasi) (Mahfud, 1986 : 46-47)
Selanjutnya apabila penggolongan jenis media tersebut atas dasar ukuran serta kompleks tidaknya alat perlengkapan, maka dapat diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu :
a.       Media tanpa proyeksi dua dimensi : yaitu jenis yang penggunaannya tanpa proyektor dan hanya mempunyai dua ukuran saja, yakni panjang dan lebar. Termasuk dalam jenis ini misalnya : papan tulis, papan tempel, papan fanel, dan lainnya.
  1. Media tanpa proyeksi tiga dimensi yaitu : Jenis media yang penggunaannya tanpa proyektor dan mempunyai ukuran panjang, lebal tebal, dan tinggi. Termasuk dalam katagori ini misalnya : benda sebenarnya, boneka, dan sebagainya.
  2. Media Audio yaitu media yang hanya memberikan rangsangan suara saja. Media ini penggunaannya tanpa proyektor, tetapi memiliki alat perlengkapan khusus yang dapat menyampaikan atau memperkera suara. Jenis media semacam ini misalnya : radio dan tape recorder.
  3. Media dengan proyeksi yaitu : Media yang penggunaannya memakai proyektor, misalnya : Fim, slide, dan Film strip.
  4. Televisi dan Video Tape Recorder yaitu Jenis media yang pada prinsipnya sama dengan Audio Tape recorder, dan Radio. Perbedaannya jika radio cukup dengan pemancar suara saja, sedangkan Tv memancarkan suara dan gambar. Video Tape Recorder adalah alat untuk merekam, menyimpan dan menampilkan kembali secara serempak suara dan gambar dari suatu objek. Sedangkan kalau TV adalah sebagai alat untuk melihat gambar dan mendengarkan suara dari jarak jauh. (Mahfud , 1986 :47-48)

2.3        Landasan Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
2.3.1   Dasar Psikologis
 Pada waktu guru menyusun desain untuk media, ia harus telah merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan jelas, agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, guru pula yang menentukan dan mengorganisir komponen media. Guru akan dapat mengorganisir komponen dengan tepat kalau ia mengetahui tentang proses belajar mengajar/tipe-tipe belajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks artinya mengikutsertakan segala aspek kepribadian baik jasmani maupun rohani. Sedangkan unik berarti cara belajar dari tiap orang mempunyai perbedaan, seperti dalam hal : minat, bakat, kemampuan, kecerdasan serta tipe belajar.
Hakikat perbuatan belajar mengajar adalah usaha terjadinya perubahan tingkah laku kepribadian bagi orang yang belajar. Perubahan itu baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap/nilai. Guru akan dapat memilih dan menggunakan media dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, jika mengetahui tentang proses orang mengenal dunia dan sekitar bagaimana cara mempelajarinya (mahfud, 1986 : 22).



2.3.2        Dasar Teknologis     
Kemajuan dan perkembangan teknologi mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Pengaruh tersebut juga memasuki dunia pendidikan, sehingga menimbulkan istilah “Teknologi Pendidikan” yang mempunyai pengertian sebagai proses keseluruhan kegiatan yang melibatkan orang, prosedur, fikiran, perencanaan, organisasi dalam menganalisis masalah, melaksanakan dan menilai serta mengelola usaha pemecahan masalah dengan segala sumber yang ada (Mahfud Salahuddin, 1986 : 42-43).

2.4         Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Arif S. Sadiman dkk. dalam bukunya “Media Pendidikan” menjelaskan bahwa: “faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa, jenis rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan latar belakang dan lingkungan siswa, situasi kondisi setempat dan luas jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam norma/kriteria keputusan pemilihan.”(Sadiman, 83-84).
Dalam hal ini Dick dan Carey menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: pertama, ketersedian sumber setempat yaitu apabila media yang bersangkutan tidak terdapat sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga, adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama artinya bias digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah di bawa atau dipindahkan. Faktor keempat, adalah efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang, sebab ada jenis media yang biaya produksinya mahal (contohnya program film bingkai) tetapi dapat dipakai berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang.
Hakikat dari pemilihan media ini pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai atau mengadaptasi media yang bersangkutan (Arief S. Sadiman dkk,  1993 : 84).
Adapun kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah :
a.      Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media yang dipilih berdasarkan tujuan insrtuksional yang diterpakan secara umum mengacu kepada kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga arah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan fisik, dan mengerjakan tugas-tugas  yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
b.     Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi media yang berbeda, contoh film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan  tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
c.      Praktis, luwes dan bertahan, jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber cara lainnya memproduksi, maka tidak perlu dipaksakan. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
d.     Guru terampil menggunakannya, ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun jenis media yang digunakan, guru harus mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e.      Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Oleh karena itu ada berbagai macam media yang digunakan untuk jenis kelompok besar, kecil, dan perorangan.
f.       Mutu teknis, pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Contohnya visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lainnya yang berupa latar belakang ( Azhar Arsyad, 1997 : 72-74).
Menurut Ahmad Rohani dalam bukunya “Media Instruksional Edukatif” menyatakan bahwa pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Tujuan  
Media hendaknya  menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
b. Ketepatgunaan
Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.
c. Keadaan peserta didik
Kemampuan berfikir dan daya tangkapa peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.
d. Ketersediaan
Pemilihan perlu memperlihatkan ada atau tidak media tersedia di perpustakaan atau di sekolah serta mudah-sulinya diperoleh.
e. Mutu teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
f. Biaya
Hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak. (Ahmad Rohani, 1997 : 72-74)
            Berkaitan dengan hal tersebut beberapa ahli menyatakan : untuk memilih media atau menggunakannya media pembelajaran perlu diperhatikan hal-hal berikut :
  1. Biaya lebih murah, pada saat pembelian ataupun dalam pemeliharaan
  2. Kesesuaian dengan metode pembelajaran
  3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
  4. Pertimbangan praktis
Media dipilih atas dasar praktis tidaknya untuk digunakan seperti :
1)      Kemudahannya dipindahkan atau ditempatkan.
2)      Kesesuaian dengan fasilitas yang dad di kelas.
3)      Keamanan penggunaannya.
4)      Kemudahan perbaikinya.
5)      Daya Tahannya.
  1. Ketersediaan media tersebut berikut suku cadang di pasaran serta keterbatasan bagi peserta didik.
Jenis media yang digunakan harus dipilih berdasarkan kriteria utama, yaitu kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kriteria lain, seperti yang telah diuraikan diatas. Bila media yang dipilih hanya memenuhi sebagian dari kriteria, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
1)      tampak baik dalam perencanaan tetapi tidak berhasil diproduksi, karena terlalu mahal atau sulit diperoleh peralatan dan bahan bakunya.
2)      Diproduksi dengan kualitas rendah karena alasan yang sama seperti diatas.
3)      Tidak atau kurang digunakan karena tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik, tidak praktis untuk digunakan atau tidak sesuai dengan metode pembelajaran.
4)      Kurang efektif dalam mencapai tujuan (Ahmad Rohani, 1997 : 29-30).
Akhirnya perlu dipahami tentang cara-cara pemilihan media ada tiga cara yaitu:
a.       Model, flow Chart, Eliminasi.
Menggunakan sistem pengguguran (batal) dalam pengambilan keputusan.
b.      Model Matriks.
Menangguhkan pengambilan keputusan, untuk memilih ini cocok kalau menggunakan media rancangan.
c.       Model Checeklist.
Menangguhkan keputusan untuk memilih sampai seluruh kriteria dipertimbangkan, hal ini cocok untuk media jadi dan media rancangan. (Ahmad Rohani, 1997 : 34)

2.5        Penggunaan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia.
            Media pembelajaran Bahasa Indonesia dapat digunakan dalam rangka upaya peningkatan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya. Menurut Asnawir dan M Basyiruddin Usman (2002: 19). Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.     Pengunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan bila sewaktu-waktu digunakan.
2.     Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3.     Guru hendaknya dapat menguasai teknik-teknik dari suatu media pembelajaran yang digunakan.
4.     Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran.
5.     Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis.
6.     Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari beberapa macam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat merangsang motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan interaksi belajar mengajar.
Menurut Arief Sukadi S.S dan Radikun (1998: 173-174) prinsip-prinsip penggunaan media adalah sebagai berikut:
  1. Tidak ada satupun teknik atau strategi mengajar dan media pembelajaran yang harus dipakai tanpa melibatkan strategi mengajar dan media lainnya. Oleh sebab itu sebaiknya dalam proses belajar mengajar dipergunakan teknik dan media pembelajaran sesuai dengan tujuan belajar dan kebutuhan belajar.
  2. Tidak ada satu mediapun yang sessuai dan cocok dengan segala macam kegiatan belajar. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dipilih satu bentuk media yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan belajar.
  3. Media tertentu lebih cepat dipakai untuk tujuan pembelajaran tertentu dibandingkan media lain.
  4. Pengunaan berbagai media secara berlebihan dan tidak berdasarkan teori pemilihan media dalam tempo relatif kurang akan menyebabkan kaburnya isi materi ini berarti bukan pendekatan multi media.
  5. Sebelum menggunakan suatu media dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru melakukan persiapan yang cukup dan cermat. Karena hanya dengan cara demikian guru dapat menguasai seluruh materi dan proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Bila dianggap perlu maka guru sebaiknya mempersiapkan bahan tambahan agar dapat memperluas dan memperdalam topik yang dibahasnya.
  6. Selama belajar menggunakan media, sebaiknya siswa juga dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya sesuai dengan karakteristiknya sehingga dapat berperan sebagai siswa yang berperan aktif dan bertangungjawab dalam proses belajar mengajar dan juga dapat meningkatkan interaksi belajar.
  7. Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian intregal dari sistem pendidikan. Yakni media harus diperlakukan secara tepat dan proposional, sehingga tidak hanya sebagai alat bantu mengajar tetapi betul-betul merupakan satu mata rantai dalam sistem pendidikan.
  8. Jangan sekali- kali menggunakan media hanya untuk mengisi waktu kosong dengan tujuan sebagai hiburan semata, karena dengan demikian tanggapan siswa selanjutnya terhadap media betul- betul sebagai hiburan. Dan untuk mengubah situasi akan sulit sekali.
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip- prinsip penggunaan media pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
  1. Media merupakan bagian intregal dari sistem pengajaran.
  2. Media merupakan sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah.
  3. Guru harus menguasai teknik media yang akan digunakan.
  4. Guru harus memperhitungkan untung- rugi penggunaan media.
  5. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis.
  6. Guru dapat menggunakan multimedia jika pokok bahasan memerlukan beberapa macam media.
  7. Guru harus mempersiapkan media secara cermat dan juga siswa yang akan diajar sehingga ada interaksi dalam proses belajar mengajar.

2.6   Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai manfaat yang utama yaitu membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Tetapi menurut beberapa ahli pendidikan media pembelajaran mempunyai manfaat yang lebih luas antara lain :
1.      Menurut  Dale
Menurut Dale manfaat media pembelajaran adalah :
a         Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
b        Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
c         Menunjukkan hubungan mata pelajaran dan kebutuhan serta minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa.
d        Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
e         Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
f          Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar siswa.
g         Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak yang telah mereka pelajari.
h         Melengkapi pengalaman yang kaya dengan konsep-konsep yang bermakna dan dapat dikembangkan.
i           Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat  generalisasi.
j          Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan fikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem dan gagasan yang bermakna.
2.     Menurut Sudjana dan Rifa’i
Manfaat media pembelajaran menurut  mereka adalah :
a         Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
b        Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannnya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran
c         Metode belajar akan lebuh bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak mengalami kebosanan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
d        Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
3.     Menurut Oemar Malik
Manfaat media pembelajaran menurut Oemar Malik adalah :
a         Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme
b        Memperbesar perhatian siswa
c         Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap
d        Memberikan pengalaman nyata yang  dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalalangan siswa
e         Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu terutama melalui gambar hidup
f          Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar (Oemar Hamalik,  1976 : 15-16).

2.7         Motivasi Belajar
2.7.1   Pengertian Motivasi
Sudah umum orang menyebut motivasi dengan "motif" untuk menunjuk kenapa seseorang itu berbuat sesuatu. Motif dan motivasi keduanya sangat erat kaitannya dengan penghayatan suatu kebutuhan (Soetjipto dan Raflis kosasi, 1999 : 33). Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Berawal dari suatu pendekatan kata "motif" tersebut dapat ditarik persamaan bahwa keduanya menyatakan suatu kehendak yang melatarbelakangi perbuatan. Para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi antara lain :
1.      Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat, bahwa motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah(Muhibbin Syah, 2002 : 136).
2.      Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan(Tabrani Rusyan,dkk, 1989 : 95).
3.      Heinz Kcok memberikan pengertian motivasi adalah mengembangkan keinginan untuk melakukan sesuatu (Heinz Kcok, 1991 : 69).
4.      Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman AM, 1990 : 73).
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi yaitu sesuatu yang kompleks, karena motivasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan energi dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

2.7.2   Fungsi Motivasi
Agar terlaksana suatu kegiatan yang pertama harus ada dorongan untuk melaksanakan kegiatan itu, begitu juga dalam dunia pendidikan, aspek motivasi ini sangat penting. Siswa harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar terutama dalam proses belajar mengajar.
Motivasi adalah salah satu faktor pendukung dalam proses belajar mengajar sebab motivasi berfungsi :
1.      Pemberi semangat pada siswa dalam kegiatan belajarnya.
2.      Pemilih dari tipe-tipe berbagai kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya.
3.      Pemberi petunjuk pada tingkah laku.

Fungsi motivasi juga dipaparkan oleh Tabrani dalam bukunya Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar adalah :
a.       Mendorong timbulnya perbuatan.
b.      Mengarahkan aktifitas belajar siswa.
c.       Menggerakkan dan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan (Tabarani Rusyan, 1989 : 123).
Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman AM, ada tiga fungsi motivasi :
1.      Mendorong manusia untuk berbuat.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan (Sardiman, 1989 : 84)
Ada juga fungsi-fungsi lain, motvasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha-usaha pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.  Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Itensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
2.7.3        Macam-macam Motivasi
Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motivasi yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme ke dalam beberapa golongan.  Dalam hal ini Tadjab, membedakan motivasi belajar siswa di sekolah dalam dua bentuk yaitu :
1.      Motivasi Instrinsik
2.      Motvasi Ekstrinsik (Sardiman, 1990 : 84)

2.7.3.1   Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah suatu kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Sardiman mengemukakan dalam bukunya menjelaskan bahwa motivasi instrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1990 : 104).
Sedangkan dalam bukunya Tabrani mendefisinikan motivasi Instrinsik ialah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak didalam perbuatan belajar (Tabrani, 1989 : 120). Jenis motivasi ini menurut Uzer Usman sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, akan tetapi atas kemauan sendiri (M. Uzer Usman, 2002 : 29).
Dari definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa motivasi instrinsik merupakan motivasi yang datang dari dalam diri sendiri dan bukan datang dari orang lain atau faktor lain. Jadi motivasi ini bersifat alami dari diri seseorang dan sering juga disebut motivasi murni dan bersifat riil, berguna dalam situasi belajar fungsional.
2.7.3.2   Motivasi Ekstrensik
Motivasi Ekstrensik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar (Heinz Kcok, 1986: 80).  Dari definisi dapat dipahami bahwa motivasi ini yang pada hakikatnya adalah dorongan yang berasal dari luar seseorang. Jadi berdasarkan motivasi ekstrensik tersebut peserta didik yang belajar sepertinya bukan karena ingin mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan pujian atau nilai yang baik. Walaupun demikian dalam proses belajar mengajar motivasi ekstrensik tetap berguna bahkan dianggap penting. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh S. Nasution dalam bukunya Diktatik Asas-asas Mengajar yaitu sebagai berikut:
"Dalam hal pertama ia ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar. Sebaliknya bila seseorang belajar untuk mencapai penghargaan berapa angka, hadiah, dan sebagainya ia didorong oleh motivasi ekstrensik. Oleh sebab itu tujuan itu teletak diluar penghargaan itu."  
Berangkat dari uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa motivasi instrinsik lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Namun motivasi ekstrinsik juga perlu digunakan dalam proses belajar mengajar . Untuk dapat menumbuhkan motivasi instrinsik maupun ekstrinsik merupakan suatu hal yang tidak mudah, maka dari itu guru perlu dan mempunyai kesanggupan untuk menggunakan bermacam-macam cara yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga dapat belajar dengan baik.

2.8         Faktor-faktor yang dapat Menimbulkan Motivasi Belajar
Dalam pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa motivasi belajar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1.      Adanya kebutuhan
2.      Adanya pengetahuan tentang kemampuan dirinya
3.      Adanya aspirasi atau cita-cita (Amir Dien, 1973 : 163-164)
Adapun penjelasan dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Adanya kebutuhan
Pada hakikatnya semua tindakan yang dilakukan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu kebutuhan dapat dijadikan sebagai salah satu factor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Misalnya siswa ingin mengetahui isi dari suatu buku. Keinginan untuk mengetahui isi buku tersebut dapat menjadi pendorong yang kuat untuk belajar mempelajarinya, sebab apabila ia telah mempelajari buku tersebut berarti ia telah memenuhi kebutuhannya untuk mengetahui isi buku tersebut.
2. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya
Mengetahui kemajuan yang telah diperoleh dirinya baik berupa prestasi, pengalaman dan sebagainya merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu dengan mengetahui prestasi dan pengalaman yang telah diperoleh, siswa akan dapat menentukan dirinya telah mencapai kemajuan atau bahkan kegagalan. Dengan demikian siswa akan terdorong untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi baiknya dan akan mengoreksi diri untuk memenuhi sebab-sebab kegagalannya. Oleh karena itu penting sekali adanya penilaian atau evaluasi terhadap keseluruhan kegiatan siswa secara kontinyu.
3. Adanya aspirasi atau cita-cita
Aspirasi atau cita-cita dalam belajar yang menjadi tujuan hidup siswa akan menjadi pendorong bagi seluruh kegiatannya dan pendorong bagi belajarnya. Aspirasi atau cita-cita tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang baik akan mempunyai cita-cita yang lebih realitis jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang rendah.
            Dalam melaksanakan pendidikan sering dijumpai bahwa motivasi instrinsik yang demikian itu tidak selamanya dimiliki oleh peserta didik atau siswa. Karena itu, pendidik harus berusaha sebaik-baiknya untuk menimbulkan motivasi jenis lain pada diri siswa, yaitu apa yang disebut ekstrinsik (Tabarani Rusyan, 1989 : 104).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi eksteinsik adalah ganjaran, hukuman, persaingan. Kajian masing-masing faktor tersebut akan penulis jelaskan dibawah ini :
a.  Ganjaran
Ganjaran merupakan alat yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik. Ganjaran ini dapat dijadikan pendorong bagi siswa untuk belajar lebih baik dan lebih giat lagi. Ganjaran yang diberikan oleh ganjaran kepada muridnya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a). Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memberikan pujian secara tepat, dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar ( Tabrani Rusyan, 1989 : 104).
b). Penghormatan
Ganjaran yang berupa penghormatan ini ada dua macam yaitu :
1.      Berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman-temannya, baik itu temn-teman dikelas, teman-teman satu sekolah atau mungkin juga dihadapan para teman dan orang tua siswa, misalnya pada malam perpisahan yang diadakan pada akhir tahun, pada saat itu ditampilkan siswa-siswa yang telah berhasil menjadi bintang kelas.
2.      Berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya anak yang berhasil mengerjakan suatu soal yang sulit, disuruh mengerjakan dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya, anak yang rajin diserahi wewenang untuk mengurusi perpustakaan sekolah dan sebagainya (Amir Dien, 1973 :159-160).
 c). Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai pengharhaan atau kenangan cindera mata (Syaiful Bahri, 1994 : 42). Hadiah ini merupakan ganjaran yang berbentuk pemberian barang atau yang disebut juga dengan materiil. Dengan demikian hadiah tersebut siswa akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah diraih dan tidak menutup kemungkinan akan mendorong siswa lainnya berlomba-lomba dalam belajar.
d). Tanda Penghargaan
Tanda penghargaan ini disebut juga ganjaran simbolis. Ganjaran simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan lain sebagainya. Ijazah dan Surat Tanda Tamat Belajar yang diberikan kepada siswa disamping berfungsi sebagai laporan pendidikan, sebenarnya tidak lain adalah merupakan tanda penghargaan atas berhasilnya anak menyelesaikan pelajarannya. Pada umunya ganjaran simbolis ini lebih besar pengaruhnya terhadap kejiwaan anak. Tanda penghargaan yang diperoleh anak merupakan sumber pendorong bagi perkembangan anak selanjutnya.
b. Hukuman
Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anal secara sadar dan sengaja  sehingga menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji didalam hatinya untuk tidak mengulanginya (Amir Dien,1973 : 147). Sedangkan Kartini Kartono dalam bukunya Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis berpendapat  “hukum sebagai perbuatan yang intensional diberikan, sehingga  menyebabkan penderitaan lahir batin, diarahkan untuk menggugah hati nurani dan penyadaran sipenderita akan kesalahannya” (Kartini Kartono, 1992 : 261). Dalam hal ini terdapat dua macam prinsip pengadaan hukuman, yaitu::
1.      Hukuman diadakan karena adanya pelanggaran dan karena adanya kesalahan yang dipebuat.
2.      Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran (Amir Dien, 1973 : 147)
Dua prinsip tersebut menunjukkan bahwa hukuman itu merupakan akibat dari pelanggaran yang diperbuat oleh siswa dan tjuan hukuman adalah untuk menghindari adanya pelanggaran atau kesalan yang sama. Siswa yang pernah mendapatkan hukuman karena suatu kesalan misalnya tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru akan berusaha untuk tidak memperoleh hukuman lagi. Hukuman dapat dijadikan sebagai alat untuk motivasi belajar jika dilakukan dengan pendekatan edukatif dan bukan secara sewenang-wenang atau menurut kehendak guru sendiri. Yaitu sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan untuk merubah dan memperbaiki sikap serta perbuatan siswa yang dianggap salah
c. Persaingan atau kompetisi
Persaingan atau kompetisi merupakan salah satu faktor yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Persaingan ini akan dapat terjadi dengan sendirinya dan juga dapat terjadi karena ditimbulkan dengan sengaja oleh guru.
Dalam proses belajar mengajar guru harus dapat menimbulkan kompetisi agar siswa menjadi semangat belajar. Agar kompetisi yang diadakan menjadi kompetisi yang sehat harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
a.      Kompetisi jangan terlalu intensif
b.     Kompetisi harus diadakan dalam suasana yang " fair", jujur, positif dan sportif
c.      Semua siswa yang ikut seharusnya mendapat penghargaan, baik yang menang ataupun yang tidak
d.     Macam kompetisi harus berjenis dan jangan satu macam saja
e.      Adakalanya  kompetisi baik diadakan dengan tidak begitu normal
Seperti yang diungkapkan diatas dalam hal ini persaingan harus juga dapat memotivasi dan dapat mendidik dan mengarah ke hal-hal yang positif sehingga siswa dapat mencapai tujuannya yaitu menggapai cita-cita.


»»  Selengkapnya...

KAJIAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI


Zuhairini, dkk (1993) memberikan beberapa contoh metode pembelajaran yang sering digunakan pada pembelajaran Matematika disertai dengan kekurangan dan kelebihannya.
2.2.1.1        Metode ceramah
Metode ceramah ialah sebuah bentuk interaksi edukatif melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru atau pendidik terhadap sekelompok pendengar (murid).
Kelebihan metode ceramah
a.       Dalam waktu yang relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
b.      Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokan murid seperti pada beberapa metode lainnya.
c.       Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar.
d.      Bila metode ceramah ini berhasil, guru dapat membangkitkan semangat, motivasi, belajar, kreasi dan aktifitas yang konstruktif, yang mampu merangsang murid - murid untuk belajar dan melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan. Ketentuan (fleksibilitas) metode ini lebih nampak, dalam arti bila waktu terbatas (sedikit) bahan dapat disingkat, diambil yang penting atau pokok-pokok saja, sebaliknya apabila waktunya memungkinkan (banyak) dapat disampaikan bahan yang banyak dan dengan penjelasan yang mendalam. 

Kelemahan metode ceramah
a.       Guru agak sulit mengetahui pemahaman murid terhadap bahan pelajaran yang diberikan, kadangkala guru hanya mengajar penyampaian bahan sebanyak-banyaknya, sehingga terlihat adanya unsur pemaksaaan dan pemompaan, yang hal ini dari segi edukatif kurang menguntungkan bagi murid, murid lebih cenderung bersikap pasif dan bahkan kemungkinan besar kurang tepat dalam menerima dan mengambil kesimpulan, sebab menyampaikan hanya dengan lisan.
b.       Kekurangan dan kelemahan metode ceramah lebih terasa apabila guru kurang memperhatikan aspek-aspek psikologis dan didaktis dari murid, sehingga dapat terjadi guru terlalu berlebih-lebihan berusaha membangkitkan minat dengan jalan humor dan isi bahan (ceramah) menjadi kabur.
2.2.1.2  Metode Tanya jawab.
Metode Tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid memberikan jawaban. Atau sebaliknya murid bertanya dan guru memberikana jawaban.
Kelebihan metode Tanya jawab
a.       Suasana atau situasi kelas akan lebih hidup, karena murid dirangsang aktif berfikir dan menyampaikan fikirannya dengan melalui pemberian jawaban dari pertanyaan guru.
b.      Sangat positif untuk melatih keberanian murid mengemukakan pendapat dengan lisan.
c.       Terdapatnya perbedaan jawaban diantara murid akan membawa kelas pada situasi diskusi.
d.      Memberikan dorongan aktifitas dan kesungguhan murid, dalam arti murid yang biasa segan mencurahkan perhatian akan  lebih berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran.
e.       Walaupun prosesnya agak lambat, namun secara pasti guru dapat mengontrol pemahaman atau pengertian murid pada masalah yang dibicarakan.
f.        Bila dibandingkan dengan metode ceramah yang monolog, metode Tanya jawab dapat membangkitkan aktifitas murid.
Kelemahan metode tanya jawab
a.       Terdapat perbedaan pendapat/ jawaban, akan memerlukan waktu yang banyak untuk menyelesaikannya dan lebih dari itu terkadang terjadi murid dapat menyalahkan pendapat guru, sehingga akan sangat riskan apabila guru kurang menguasai permasalahannya.
b.      Kemugkinan terjadinya penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yamg diinginkan dalam arti terjadinya penyimpangan dari pokok persoalan semula.
c.       Relatif memerlukan waktu yang lebih banyak, karena kurang dapat secara cepat merangkum bahan-bahan pelajaran.


2.2.1.3  Metode Diskusi
Metode diskusi adalah sebagai salah satu metode interaksi edukatif diartikan sebagai metode di dalam mempelajari bahan atau penyampaian bahan pelajaran dengan jalan mendiskusikannya.
Kelebihan metode diskusi
a.       Situasi dan suasana kelas lebih hidup, sebab perhatian murid terpusat pada masalah atau bahan yang didiskusikan. Partisipasi interaksi murid dalam metode ini lebih baik dan aktif.
b.      Dapat meningkatkan prestasi kepribadian individu dan sosial anak. Seperti: toleransi, demokratis, berfikir kritis, sistematis, sabar dan berani mengemukakan pandangan.
c.       Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami anak, karena anak mengikuti sejak awal proses berfikir sebelum sampai kepada kesimpulan.
d.      Murid terlatih untuk mematuhi peraturan dan tata tertib dalam suasana diskusi atau musyawarah, sebagai latihan mengikuti diskusi, musyawarah yang lebih besar forumnya dan yang sebenarnya.
Kelemahan metode diskusi
a.       Ada diantara murid yang tidak aktif dalam kegiatan diskusi.
b.      Kemampuan daya tangkap siswa yang lemah.
c.       Siswa takut untuk berbicara untuk mengemukakan pandangan.
Dalam penerapan metode pembelajaran guru dapat memilih metode yang paling tepat ia gunakan. Dalam pemilihan tersebut menurut Surachmad dalam Tafsir (1996:33-34) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain:
1.      Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan, perbedaan indifidual lainnya.
2.      Tujuan yang hendak dicapai; jika tujuannya pembinaan daerah kognitif maka metode drill kurang tepat digunakan.
3.      Situasi yang mencakup hal yang umum sepeti situasi kelas, situasi lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak sulit digunakan apabila ruangan yang tersedia kecil, metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara guru.
4.      Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Bila metode eksperimen yang akan dipakai maka alat-alat untuk eksperimen harus tersedia; dipertimbangkan juga jumlah dan mutu alat itu.
5.      Kemampuan pengajar tentunya menentukan, mencakup kemampuan fisik, keahlian. Metode ceramah memerlukan kekuatan guru secara fisik. Guru yang mudah payah, kurang kuat berceramah dalam waktu yang lama. Dalam hal seperti ini sebaiknya ia menggunakan metode lain yang tidakmemerlukan tenaga yang banyak. Metode diskusi menuntut keahlian guru agak tinggi, karena informasi yang diperlukan dalam metode diskusi kadang-kadang lebih banyak dari pada sekadar bahan yang diajar.
6.      Sifat bahan pengajaran. Ini hampir sama dengan jenis tujuan yang dicapai  seperti poin 2 di atas. Ada bahan pelajaran yang lebih baik disampaikan lewat metode ceramah, ada yang lebih baik dengan metode drill, dan sebagainya.
»»  Selengkapnya...